Pemerintah Provinsi Lampung Gelar Diskusi Ekonomi Triwulan (DISKON-TRI) Triwulan I Tahun 2024

Pemerintah Provinsi Lampung Gelar Diskusi Ekonomi Triwulan (DISKON-TRI) Triwulan I Tahun 2024

Bandarlampung — Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Lampung Rinvayanti memimpin Diskusi Ekonomi Triwulan (DISKON-TRI) Triwulan I Tahun 2024, di Ruang Rapat Staf Ahli, Selasa (14/05/2024).

Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Lampung Rinvayanti menyampaikan bahwa diadakannya diskusi ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari berbagai pihak terkait upaya ataupun strategi yang perlu dilakukan untuk mengungkit dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Lampung di tahun 2024. 

Rinvayanti juga menyampaikan beberapa strategi yang harus dilakukan. Menurutnya, yang utama adalah dengan melihat kontribusi pertumbuhan dari sektor pertanian yang semakin menurun. Untuk itu, harus ada upaya-upaya yang perlu dilakukan. 

“Ini sepertinya butuh juga dari hulu dan hilir. Dari hulu ini gimana kita meningkatkan produksi, meningkatkan produksi ini butuh penguasaan IPTEK. Namun, dari hilir juga butuh industri pengolahan, butuh investasi untuk mendorong industri pengolahan dan penyerapan tenaga kerja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ini,” ujarnya.

Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian Bappeda Provinsi Lampung Ridwan Saifuddin menyampaikan bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung (%, q-to-q) pada Q1 Tahun 2024 berada pada angka -1,24% dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung (%, y-to-y) pada Q1 Tahun 2024 di angka 3,30%.

Selain itu, untuk distribusi dan pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha triwulan I-2024 (y-o-y), terdapat 3 sektor teratas dengan distribusi (%) tertinggi, yaitu Pertanian di angka 23,78% dan pertumbuhan di angka -10,97%, Industri di angka 18,92% dan pertumbuhan di angka 6,51%, serta Perdagangan di angka 14,66% dan pertumbuhan di angka 8,58%.

Ia juga memaparkan beberapa tantangan ekonomi yang dihadapi oleh Provinsi Lampung, diantaranya adalah Deindustrialisasi Prematur (penurunan kontribusi sektor industri secara prematur), Pertumbuhan Melambat (Covid-19, geopolitik, pergeseran manufaktur ke jasa), Disrupsi Teknologi (redefinisi lapangan kerja), dan Produktivitas SDM Rendah (kualitas, keterampilan, penguasaan TIK).

Transformasi ekonomi perlu didorong untuk meningkatkan produktivitas, nilai tambah komoditi yang sekarang menjadi andalan, dan daya saing daerah. Oleh karena itu, diperlukan peran sektoral untuk mewujudkan transformasi yang optimal, diantaranya adalah :
1. Litbang: meningkatkan peran R&D dalam menciptakan sumber pertumbuhan ekonomi baru
2. Infrastruktur: meningkatkan realisasi jalan mantap, serta meningkatkan aksebilitas dan konektivitas  antar wilayah
3. Pendidikan: meningkatkan mutu sistem pendidikan, serta link and match pendidikan dan dunia kerja
4. Perdagangan dan UMKM: promosi perdagangan, meningkatkan daya saing UMKM, serta memperluas ekspor
5. Pemuda: menciptakan lapangan usaha melalui kreativitas, serta menjaga kondusifitas wilayah
6. Pariwisata: menciptakan daya tarik pariwisata melalui event dan pengelolaan destinasi wilayah, serta promosi pariwisata
7. Pertanian: meningkatkan produksi dan produktivitas, serta mendukung Hilirisasi Hasil Pertanian

“Litbang harus di depan, kalau Bappeda harus satu langkah di depan, maka Litbang harus dua langkah di depan. Apa yang dibuat Litbang itu jadi bahan Bappeda untuk dikerjakan SKPD tahun berikutnya. Jadi, Litbang harus dua langkah di depan, Bappeda satu langkah, kemudian nanti OPD yang ngerjain,” ujarnya.

Adapun arah kebijakannya adalah melakukan upaya hilirisasi produk-produk unggulan pertanian, memberikan prioritas dan dukungan kepada sektor-sektor produktif, melakukan upaya percepatan pembangunan infrastruktur, mendorong konsumsi rumah tangga, mendorong UMKM, mendorong pertumbuhan investasi, dan meningkatkan PAD. (Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Lampung).
Tags